Medikacare

Mengenal 6 Perubahan Kulit yang Sering Terjadi Saat Hamil - Mediacare

Mengenal 6 Perubahan Kulit yang Sering Terjadi Saat Hamil - Mediacare

Mengenal 6 Perubahan Kulit yang Sering Terjadi Saat Hamil

Kehamilan bisa membawa perubahan luar biasa pada tubuh wanita, salah satunya adalah kondisi kulit. Banyak ibu hamil mengalami perubahan seperti kulit menjadi lebih kering, berminyak, muncul jerawat, hingga hiperpigmentasi (noda hitam).

Fluktuasi hormon yang drastis, peningkatan volume darah, dan respons imun tubuh selama sembilan bulan ini dapat memicu berbagai kondisi kulit, mulai dari yang umum dan tidak berbahaya hingga yang memerlukan perhatian medis. Memahami perubahan-perubahan kulit ini dan mengenali tandanya sangat penting bagi calon ibu untuk menjaga kesehatan kulitnya dan, jika perlu, mencari penanganan yang tepat.

1. Hiperpigmentasi (Melasma dan Linea Nigra)

Salah satu perubahan kulit paling umum dan seringkali mencolok saat hamil adalah hiperpigmentasi, atau penggelapan kulit. Ini terjadi karena peningkatan produksi melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata, yang dipicu oleh hormon kehamilan. Manifestasi paling umum adalah melasma, yang dikenal juga sebagai "masker kehamilan." Bintik-bintik gelap, tidak beraturan, sering muncul di wajah, terutama di dahi, pipi, dan di atas bibir. Selain itu, Linea Nigra adalah garis gelap vertikal yang membentang dari pusar hingga tulang kemaluan, yang sebelumnya mungkin tidak terlihat atau sangat samar. Area lain yang bisa menggelap adalah puting susu, ketiak, dan area genital. Meskipun umumnya melasma memudar setelah melahirkan, paparan sinar matahari dapat memperburuknya, sehingga penggunaan tabir surya adalah kunci.

2. Stretch Marks (Striae Gravidarum)

Hampir 90% wanita hamil akan mengalami stretch marks, atau yang dalam istilah medis disebut striae gravidarum. Perubahan ini disebabkan oleh peregangan kulit yang cepat akibat pertumbuhan rahim dan kenaikan berat badan. Ketika lapisan tengah kulit (dermis) meregang melebihi batas elastisitasnya, serat kolagen dan elastin bisa robek, menyebabkan munculnya guratan berwarna merah muda, merah, coklat, atau ungu. Area yang paling sering terkena adalah perut, payudara, paha, dan bokong. Meskipun stretch marks tidak dapat sepenuhnya dihindari dan seringkali genetik, menjaga kulit tetap terhidrasi dengan baik menggunakan pelembap kaya vitamin E atau cocoa butter dapat membantu mengurangi keparahannya, dan warna merahnya akan memudar menjadi perak atau putih setelah melahirkan.

3. Munculnya Jerawat atau Kulit Berminyak

Bagi sebagian ibu hamil, terutama pada trimester pertama, terjadi peningkatan produksi minyak (sebum) yang dapat memicu munculnya jerawat atau memperburuk kondisi kulit yang sudah berjerawat. Hal ini disebabkan oleh lonjakan hormon androgen yang merangsang kelenjar sebaceous untuk bekerja lebih aktif. Jerawat kehamilan sering muncul di wajah, punggung, dan dada. Penting untuk menjaga kebersihan kulit dengan pembersih wajah yang lembut, dan menghindari produk jerawat yang mengandung retinoid atau asam salisilat dosis tinggi, yang tidak aman untuk kehamilan. Konsultasikan dengan dokter kulit untuk perawatan yang aman.

4. Vaskularitas Kulit (Spider Veins dan Kemerahan)

Peningkatan volume darah dan hormon estrogen selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai perubahan vaskular pada kulit. Spider veins (vena laba-laba) atau telangiectasias adalah pembuluh darah kecil berwarna merah atau ungu yang bercabang-cabang dan sering muncul di wajah, leher, atau lengan. Selain itu, banyak ibu hamil mengalami kemerahan pada telapak tangan (palmar erythema) atau sensasi hangat akibat pelebaran pembuluh darah. Beberapa wanita juga dapat melihat pembuluh darah yang lebih jelas di kaki (varises) karena tekanan rahim pada vena panggul. Kebanyakan perubahan vaskular ini akan memudar atau menghilang beberapa bulan setelah melahirkan.

5. Kulit Kering atau Gatal

Ironisnya, di saat sebagian kulit menjadi berminyak, ada juga ibu hamil yang justru mengalami kulit kering dan gatal. Perubahan hormon dapat memengaruhi kadar air di kulit, menyebabkan kulit terasa kering dan terkadang sangat gatal, terutama di area perut yang meregang. Gatal-gatal ini bisa ringan hingga parah. Penting untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dengan pelembap yang kaya dan bebas pewangi, serta minum air yang cukup. Namun, jika gatal sangat parah, terutama di telapak tangan dan kaki, dan disertai gejala lain seperti urine gelap atau feses pucat, segera periksakan ke dokter karena bisa menjadi tanda kondisi hati yang lebih serius (kolestasis intrahepatik kehamilan).

6. Peningkatan Sensitivitas Kulit

Kehamilan seringkali membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap berbagai faktor. Produk yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah kini bisa memicu iritasi, kemerahan, atau gatal. Hal ini bisa disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke kulit, perubahan respons imun, atau sensitivitas terhadap bahan kimia dalam produk. Disarankan untuk menggunakan produk skincare yang lembut, bebas pewangi, dan diformulasikan untuk kulit sensitif. Paparan sinar matahari juga bisa terasa lebih membakar, menekankan pentingnya penggunaan tabir surya setiap hari.

Memahami perubahan-perubahan kulit ini akan membantu ibu hamil untuk tidak panik dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk merawat kulitnya. Jika ada kekhawatiran atau perubahan kulit yang tidak biasa, selalu konsultasikan dengan dokter kandungan atau dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang aman selama kehamilan.

Artikel Lain

Cara Mengatasi Nyeri Pinggang pada Ibu Hamil - Medikacare
Cara Mengatasi Nyeri Pinggang pada Ibu Hamil - Medikacare
Cara mengatasi stretch mark - Medikacare
Cara mengatasi stretch mark - Medikacare
Mitos Seputar Kehamilan - Medikacare
Mitos Seputar Kehamilan - Medikacare
Apa sih Operasi Caesar Itu ? - Medikacare
Apa sih Operasi Caesar Itu ? - Medikacare
No comments yet. Be the first to comment!

Format: JPG, PNG, GIF. Maksimal 2MB